|
Dapat membantumu memaksimalkan struktur artikel. Sebab, heading akan menjadi elemen yang membagi artikel menjadi beberapa subtopik utama. Ketika menentukan heading, perhatikan kembali search intent yang kamu tuju. Jika artikelmu dibuat dalam bentuk listicle (list article) seperti mengulas “10 Hotel Staycation Terbaik di Jakarta” atau “15 Ide Menu Kentang Goreng”, maka sebaiknya tempatkan heading 2 (H2) setelah H1 atau judul. Namun, artikel yang membahas suatu topik secara mendalam seperti “Panduan Lengkap Menginstal Adobe” atau “Tutorial Membuat Banana Bread” biasanya memerlukan penggunaan heading dengan cara berbeda.
Kamu bisa saja menggunakan heading di level H2 hingga H4. Tapi yang pasti, jangan sampai kamu melompati level heading, ya. 7. Maksimalkan meta title Berbeda dengan judul atau H1, meta title nantinya akan tampil di mesin pencari. Judul atau headline Whatsapp Number List inilah yang akan ‘dibaca’ oleh Google sebagai penilaian untuk menentukan peringkat di mesin pencari. Syaratnya, gunakan 50-60 karakter huruf agar saat artikelmu muncul di hasil pencarian, judulnya tidak akan terpotong. Selain itu kamu juga wajib membuat headline yang dapat memancing ketertarikan pembaca.

Caranya, tunjuk mereka secara spesifik. Misalnya, “5 Tips Membakar Kalori untuk Kamu yang Mageran” akan lebih menarik dibanding “5 tips Membakar Kalori”. Baca Juga: Pentingnya Headline bagi Konten, Ini Jenis & Tips Membuatnya 8. Optimasi meta description Selanjutnya jangan lupa untuk membuat meta description yang menarik dan pastinya mengandung keyword yang sudah kamu tentukan di awal. Fungsi meta description ini untuk memancing pembaca agar mau mengklik artikel kita. contoh meta description Selain itu, pastikan meta description yang kamu buat juga dapat mewakili isi artikelmu.
|
|